Kamis, Maret 31, 2011

RASA u/ Jantung Hati
to: Cherrel Relsky Nanuru - Patty

sendiri dan merasa asing...
itulah rasaku siang ini..
bosan, sumpek, galau... bercampur di kamarku...
bagai lukisan abstrak yg dipamerkan di galeri tak bertuan...

lantunan lagu-lagu Tanah Papua berderai di telinga...
kadang sayu..., kadang menghentak... seakan berkata:
bangun... berjuang.... for freedom....!!!
tapi... tak mampu membangkitkan semangat ituuu...

perlahan terdengar lagi lantunan indah...:
"gunung dan tanjung terpeleh....
wajahmu terpeleh....
terbayang senyum manismu, hancur hati ini...
sapu tangan biru... kini basah sudah...
berpisah lewat pandangan, bertemu dalam doa..."

sungguh..... aku rindu....
rindu senyummu.... rindu candamu...
rindu sentakanmu... rindu harum tubuhmu...
rindu semuanya darimu....

oh jantung hatiku....
sungguh ku cinta dirimu...
sepenuhnyaaa.... utuh.... bulat... semuanyaaa...
doakanlah... kita kan segera berjumpaaa....

kau mungkin tak akan percaya...
tapi sungguh... air mataku berderai mengingatmu...
keyakinanku... kau pun sama denganku...

oh mentari siang.... sampaikan rinduku...
katakan padanya: tiada yang lain yg kucinta sehebat ini...
walaupun gunung-gunung terpeleh.... 
walaupun terpisah lewat pandangan...
dia kan slalu dalam kalbuku...

satu pesan hatiku...
jagalah rasa ini.. oh jantung hatiku...
biarpun jarak dan waktu memisahkan kita..
cinta kan tetap berbunga...
saatnya nanti kan tiba... 
bunga itu kan menjadi buah...
kupetik dan kuhadiakan hanya untukmu... jantung hatiku....


Selasa, Maret 15, 2011

Mari Memaafkan
to: Stevanny Atmanegara Wijaya



Suasana sepi menghampiri di keremangan pagi...
Galau dan gelisah menghantui setiap sudut kepala...
Kupandangi lagi beberapa bait kalimat itu...
Tetapi... isinya masih sama di mataku...

Ingin menyapa, tapi takut dimaki...
Ingin menjauh tapi aku tak sanggup...
Lalu..., apa maumu kawan? bisik suara hatiku...
ah... entahlah... biarlah... pasti besok akan kembali..

Tetapi..., mengapa mataku tak mau terpejam...?
Mengapa untaian kata-kata itu masih menggangguku?
Bukankah dia bukan siapa-siapa...?
Atau... mungkinkah aku sudah GILA...?

Perlahan kubaca lagi kalimat itu:
"Kenapa aku dicurigai? Apa memang aku salah berteman?
Maafkan kalau memang kehadiranku menggangumu..."


Perlahan kuberanikan diri..., maju.., melangkah.. dan berkata:
Sungguh... kau tidak salah berteman, wahai Dewi...
Maafkan bila aku melukaimu...
Maafkan bila tingkahku mengecewakanmu...

Biarlah hari ini berlalu dengan kecewa...
Tetapi besok... ya besok... bangunlah dan tersenyumlah...
Ingin kulihat indah dunia di wajahmu
sehingga dengan tulus kuingin berkata:
Aku masih ingin berada di dekatmu, Dewiku...
INDONESIA TANAH AIR BETA

Indonesia.... itulah namamu...
Indah, bagaikan Surga, kata orang tentangmu..
Membentang luas dari Sabang sampai Merauke
Berdiri gagah di antara beraneka suku-suku bangsa..

Kini.... banyak keluhan tentangmu, Indonesia...
Banyak sumpah serapah menggelayut di lengan bajumu...
Banyak hujatan singgah di kepalamu...
dan entah brapa banyak kutuk menerpa pujuk-pujuk dari rambutmu...

Oh.... Indonesiaku....
Apakah salah bila  kami membencimu, memakimu....?
Apakah salah jika kami turut menghujatmu, mengutukimu...?
Oh.... Indonesiaku....
Brapa lama lagi kau akan berpura-pura buta....?
Brapa lama lagi kau akan berpura-pura tuli....?

Oh.... Indonesiaku.....
Arahkanlah pandangan mata hatimu...
Sendengkanlah telinga kasihmu....
Dengarlah..., lihatlah.... !!
Betapa aku, dia, mereka, kami semua sangat membutuhkanmu....!
Berpalinglah.... dan jangan pernah pergi lagi....
Biarlah kami mendapat belas kasihmu...
Biarlah kami mendapat bagian uluran tanganmu...
Sehingga kami bangga dan berkata: INDONESIA TANAH AIR BETA.

Senin, Maret 14, 2011


Guruku
(dedicated to: my lovely mom, Ia mau pensiun Guru Pebruari, 2012)


Tiap hari kau ayunkan langkahmu
Tak mengenal hujan atau pun panas kau tetap berjalan
Walau kadang tertatih-tatih dan bermandikan keringat
Kau tetap berdiri, tegar di depan kelasku

Kadang-kadang marah... kadang-kadang lucu...
Kau tak hanya membentak, tetapi juga memeluk
Kau telah  mengisi hari-hariku dengan ilmu
sungguh, pengorbananmu telah menjadi bagian indah bagi hidupku

Guruku...
Terima kasih untuk pengorbananmu
Terima kasih untuk ilmu yang kau beri
Guruku...
Jasa-jasamu takkan kulupa
Engkau adalah pahlawanku
Guruku...
Walau hanya seuntai kata-kata
Namun doaku tulus bersamamu selalu

Misteri Hidup 
(to: Ria Gerry, my inspiration tonigth, entah siapa dia....)


entah kenapa malam ini aku begitu galau...
entah kenapa awan gelap itu tak mau pergi dari hatiku..
kupandang langit.... ahhhh membosankan...
kupandang rembulan..., ahhh dia mengejekku....

masuk kamar, masalah itu masih mengejarku...
huffff.... pergilah... go out... aku merintih...
namun tetap dia mengikuti, tetap di anganku...
perlahan kubaca sederet syair:
"jantung ni berdebar..
bergetar bagai ombak di laut lepas..
ingin kuberlari mengejar awan..
menyapu senja di keheningan malam.."

oh... betapa hati terhibur juaaa... perlahan kulantunkan:
apalah artinya dikejar bila yg dikejar hilang lenyap....
biarlah malam tetap misteri, dan awan tetap melayang....
tetapi dirimu, ya dirimu... tetap berdiri dengan kenangan....

Oh Tuhan yg maha pengasih....
akankah dia mendengarku...
akankah dia mengerti bahwa hidup ini harus dinikmati...
ajarkanlah dia, aku, mereka, semua orang tentang hidup...
biarlah kami akan menyambut esok dengan senyuman..
biarlah kami tetap bersyukur, di tengah hidup yg terus berlalu...